Judul buku | U-Turn |
Penulis | Nadya Prayudhi |
Penerbit | PlotPoint |
Cetakan | I, April 2013 |
Tebal | vi + 233 halaman |
‘U-Turn’
merupakan novel pertama Nadya Prayudhi. Banyak elemen yang terkandung dalam
novel ini. Nadya bukan hanya menekankan tentang kehidupan percintaan Karin yang
penuh dengan gejolak emosi, nafsu, dan pelampiasan, namun juga memberi banyak
ruang untuk menghidupkan kembali hubungan persahabatan yang sangat kompleks.
Kisah berawal dari masa lalu Karin yang kelam. Masa
lalu yang ingin dia tinggalkan dan dia tutup rapat-rapat. Kematian Abi, saudara
sekaligus sahabat yang paling dicintainya ternyata menimbulkan sebuah luka yang
menganga. Rasa sakit dan kehilangan telah
mengobarkan dendam di dalam hatinya terhadap orang yang berhubungan erat
dengan kematian Abi. Tindakan Karin yang gegabah terhadap Zara ternyata
menimbulkan masalah baru baginya. Karin terjebak dalam lingkaran sebab-akibat,
menyalahkan-disalahkan yang akan menjungkirbalikkan hidupnya di kemudian hari.
Lari merupakan pilihan yang dianggapnya tepat saat itu. Dengan segala cara yang
bisa dilakukan, Karin meninggalkan peristiwa itu. Bertahun-tahun dia merasa
aman. Baginya peristiwa itu hanyalah masa lalu yang layak terkubur bersama
dengan kenangan pahit di dalamnya, hingga suatu hari dia bertemu dengan Marisa,
seorang psikiater yang sengaja membuatnya menderita.
Kemunculan tokoh-tokoh sampingan seperti Marisa,
Chuan, dan Kalista yang pada mulanya dianggap sebagai cerita sampingan untuk
menunjukkan kehidupan pribadi Karin yang sangat kompleks ternyata justru
menjadi tokoh penentu penyelesaian konflik di tahap akhir. Pembaca tertipu
dengan karakter Marisa yang diceritakan dengan sangat rapi oleh Nadya. Marisa
menjadi tokoh antagonis dalam balutan protagonis. Kebijaksanaan Chuan yang
tertuang dalam satu kalimat mendalam, “Ayo Karin, make a u-turn and you’ll be happy. Like me,” ternyata merupakan
jalan keluar bagi Karin yang dia cari selama ini.
Novel yang dikemas dengan menggunakan alur
progresif-regresif ini cukup membuat pembaca merasa terhanyut oleh kisah antara
masa lalu dan masa kini tokoh utama. Novel ini merupakan novel cerdas yang
menuntut pembaca untuk memahami kejadian masa lalu tokoh utama yang memiliki
pengaruh sangat besar terhadap masa kini. Tak jarang ada pembaca yang merasa
dibingungkan oleh alur ceritanya. Namun, semua itu dapat tertutup oleh
deskripsi pengarang yang padu, jelas, dan sangat logis. Pilihan bahasa yang
digunakan Nadya dalam novel ini sangat tepat. Bahasanya yang lugas, blak-blakan, dan komunikatif bagi
generasi muda merupakan poin positif tersendiri. Sampul buku yang sederhana
sebenarnya memiliki makna mendalam tentang isi keseluruhan cerita. Namun, jika
dilihat sekilas, warna dan desain buku yang kurang ‘mengundang’ mata akan
menyebabkan pembaca merasa kurang tertarik untuk memilih buku tersebut.
Novel ini sangat cocok bagi pembaca usia 17 tahun ke
atas. Budaya Barat yang sangat kental diceritakan dan melekat pada tokoh utama
akan menyebabkan pro dan kontra di masyarakat. Namun, sebenarnya novel ini
memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi generasi muda di era globalisasi
untuk dapat mengetahui yang benar dan salah dalam menyikapi asimilasi dan
akulturasi yang terjadi dewasa ini. Novel ini merupakan jawaban bagi generasi
muda untuk tidak lari dan berani mengambil langkah penyelesaian masalah, bukan
hanya dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, namun juga berusaha menghadapinya.
Categories: